1. Kuwait pra Islam
Kuwait pada masa pra
islam ataupun pada awal-awal Islam merupakan satu pemerintahan di Irak. Dan
Kuwait sendiri belum pernah disebutkan dalam sejarah. Dahulu orang-orang arab biasanya
berkemah di tempat ini pada musim hujan lebat dan pergi meninggalkannya.
Ditempat ini belum dibangun sampai akhirnya keluarga Sabah datang pada abad 12
H/18 M. Kuwait ini terletak di ujung Teluk Persia.
2. Masuknya Islam di Kuwait
Islam masuk ke negara
Kuwait ini ketika negeri ini masih merupakan bagian dari wilayah kekuasaan
Persia. Awalnya diperkirakan terjadi sekitar tahun 15-30 H, ketika Khalifah
Umar bin Khattab membebaskan wilayah-wilayah kekuasaan Persia. Kukuasaan Persia
di wilayah itu berakhir pada tahun 30 H, ketika kota Madain jatuh ketangan
pasukan Islam untuk memantapkan kekuasaan Islam diwilayah ini, Khalifah Umar
mengangkat Sad bin Abi Waqas sebagai amir di Basra sejak itu resmi wilayah
Kuwait menjadi bagian dari dunia islam dan penduduknya dengan tulus menjadi
pemeluk islam.
3. Kuwait pada Periode Klasik
Pada periode ini, sejak
Basra dipimpin oleh Sa’ad bin Abi Waqash yang diangkat oleh Umar wilayah ini
merupakan kedaulatan dari Islam. Begitu juga ketika tampuk kekuasaan berganti
masa dan berganti dinasti, dari masa khalifah Usman bin Khatab, Ali bin Abi
Thalib, dinasti Umayyah, dan dinasti Abbasiyah. Kuwait merupakan wilayah
kekusaannya.
4. Zaman Pertengahan
Pada masa klasik maupun
pertengahan, wilayah yang sekarang menjadi wilayah Kuwait merupakan wilayah
yang tergabung dengan Irak. Dengan demikian sejarah Kuwait sangat berkaitan
erat dengan sejarah Irak.
Pada tahun 1508 M Irak
dan Kuwait berada di bawah kendali kerajaan safawiyah di Persia, namun pada
tahun 1533 M Turki Usmani berhasil merebut Irak dan mengembagkan pengaruhnya
disana, sementara Kuwait berada dalam setatus quo yang memang penduduknya
sangat jarang dengan wilayah yang kurang mendukung.
Tetapi kemudian sekitar
awal abad 18 M terdapat tiga suku yang datang ke Kuwait dan mulai mengembangkan
kehidupan disana. Setelah wilayah itu mereka kuasai, terjadilah kesepakatan
antara ke tiga suku pendatang itu untuk membentuk suatu pemerintahan, suku
As-Sabah terpilih untuk memegang kekuasaan, sementara suku Kholifah dan
Jalahimah bertugas dibidang peternakan, perikanan, pertanian, dan perdagangan.
Penguasa di Kuwait yang
pertama kali di perintah oleh Sultan Sabah bin Jabir dari suku As-Sabah, dan
dinasti tersebut memerintah hingga saat ini. Tidak lama setelah Sultan Sabah bin Jabir
bekuasa terdapat ancaman dari kekuasaan Turki Usmani yang terdapat di Irak,
kemudian dikirimlah seorang utusan untuk menghadap penguasa Turki Usmani di
Basra. Setelah peristiwa itu Kuwait berada dalam pengaruh kesultanan Turki
Usmani, dan untuk menagatur masyarakat dan hubunganya dengan kesultanan Turki
Usmani dipilihlah seorang amir yang dipegang oleh keturunan Sabah yakni Sabah
II.
5. Zaman Modern
Pada akhir abad ke 18,
Inggris mulai memperluas pengaruhnya di Teluk Persia dan Suriah, dan berusaha
merengangkan hubungan antara Kuwait dengan Turki Usmani. Karena pengaruh
Inggris yang semakin bertambah, pada tahun 1897 Syekh Mubarok As-Sabah mengirim
surat kepada Inggris, mengusulkan Kuwait berada di bawah naungan Inggris. Dua
tahun kemudian Inggris menerima tawaran itu, dan semenjak itu Kuwait
berada di bawah protektorat Inggris. Ketika perang dunia I Kuwait terlibat
dalam peperangan melawan Turki Usmani, yang kemudian dimenangkan oleh Kuwait
beserta sekutu-sukutunya.
Pada tahun 1934 mulai
ditemukan sumber minyak di Kuwait, dan mulai pengeboran pada tahun 1936 dengan
kerja sama dengan Amerika Serikat. Minyak telah mengubah wajah Kuwait menjadi
salah satu negara terkaya di Semenanjung Arab, bahkan pada tahun 1953 Kuwait
menjadi negara pengekspor minyak terbesat di Teluk Persia.
6. Zaman Kontemporer
Pada tanggal 19 Juni 1961,
Kuwait memperoleh kemerdekaanya dari Inggris , namun enam hari kemudian Iraq
mengklaim bahwa senenarnya Kuwait merupakan bagian dari Irak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar